nonatiya

OFICIAL BLOGGER RENI SETIAWATI

MENENTUKAN KALOR YANG HILANG

MENENTUKAN KALOR YANG HILANG
    
LAPORAN PRAKTIKUM

   A.    Tujuan

1.      Mahasiswa dapat menentukan jumlah kalor yang hilang dalam proses pertukaran kalor antara air yang bersuhu tinggi dan air yang bersuhu rendah.
2.      Mahasiswa dapat menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya kalor yang hilang.

        B.     Alat dan Bahan

1.      Beaker glass ukuran 250 ml , 2 buah
2.      Pemanas air
3.      Termometer batang
4.      Timbangan
5.      Gabus
6.      Kaki tiga dan kawat kasa
7.      Spiritus

        C.    Dasar Teori

Jika 2 sistem yang berbeda suhunya bersentuhan, maka sistem yang suhunya lebih tinggi akan melepaskan kalor dan sistem yang suhunya lebih rendah akan menyerap kalor. Karena melepas kalor, maka sistem yang suhunya lebih tinggi akan turun suhunya. Sebaliknya sistem yang suhunya lebih rendah akan naik suhunya. Pada suatu saat akan terjadi kesetimbangan termal, dan suhu kedua sistem menjadi sama.
Menurut hukum kekekalan energi, kalor yang dilepas sama dengan kalor yang diserap. Dalam kasus kedua sistem adalah sistem terbuka, maka sebagian kalor diserap oleh lingkungan. Kalor ini sering dianggap sebagai kalor yang hilang.
Misalnya bejana 1 berisi air dengan masa m1 dan suhu awal t1. Bejana 2 berisi air dengan masa m2 da suhu awal t2 . Diketahui t2 lebih besar dari t1. Kalor jenis air adalah 1 kal/gram0C. Setelah tercapai kesetimbangan ternal, suhu campuran menjadi tc. Kalor yang dilepas bertanda negatif dan kalor yang diserap bertanda positif. MenurutAzas Black :
Kalor yang dilepas = kalor yang diserap
-m2 x c x (tc-t2) = m1 x c x (tc-t1) + kalor yang hilang.
Karena besaran-besaran yang lain diketahui nilainya kecuali besaran kalor yang hilang, maka besarnya kalor yang hilang dapat ditentukan untuk mengurangi jumlah kalor yang hilang, maka bejana tempat pencampuran dapat diberi bahan yang tidak mudah menyerap kalor, atau tidak mudah menghantar kalor ke lingkungan.
Mengenai perpindahan kalor, dapat dibagi menjadi 3, yaitu:
a.           Konduksi
Konduksi merupakan proses perpindahan kalor tanpa disertai perpindahan partikel. Setiap zat dapat menghantarkan kalor secara konduksi, baik zat yang tergolong konduktor maupun isolator.

b.          Konveksi
Konveksi merupakan proses perpindahan kalor yang dilakukan oleh pergerakan fluida akibat perbedaan massa jenis. Contohnya terjadinya angin darat dan angin laut.
c.           Radiasi
Radiasi (pancaran) merupakan proses perpindahan energi kalor dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Contohnya perpindahan kalor dari matahari ke permukaan bumi.

       D.    Prosedur Percobaan.

1.      Isi air dalam 2 bejana, ± 100 ml
2.      Ukur volume air dalam masing-masing bejana.
3.      Hitung masa air dalam masing-maising bejana.
4.      Panaskan air dalam salah satu bejana.
5.      Ukur suhu air dalam masing-masing bejana.
6.      Campurkan air ke dalam masing-masing bejana.
7.      Biarkan beberapa saat sampai suhu campuran air itu konstan.
8.      Ukur suhu campuran.
9.      Catat semua data yang diperoleh.

      E.     Data dari Percobaan

Diketahui :
1.      Beaker glass 1→mk  =  203,43 gr
2.      Beaker glass 2→mk  =  204,47 gr
3.      Beaker glass 1→misi = 384,009 gr
4.      Beaker glass 2→misi = 289,489 gr
5.      mp   = 180,58
6.      tp       = 80 OC
7.      md    =  85,01
8.      td       = 28 OC
9.      tc       = 54 OC
10.  Δ tp  =  tp - tc  = 26 OC
11.  Δ td   = 26OC
12.  Cp    =  1 kal/grOC
13.  Cd    = 1 kal/grOC
Ditanya :
Kalor yang hilang (Q)....?


       F.     Analisi Data

Q  yang dilepas          =         Q yang diterima
mp  x  Cp  x  Δtp          = ( md  x  cd  x  Δtd ) +  kalor yan hilang(Q)
180,58  x  1  x  26       = (  85,01 x 1 x 26 ) +  kalor yang hilang (Q)
4.685,08                      =       2.210,26  +   kalor yang hilang (Q)
Kalor yang hilang (Q) =  4.685,08 - 2.210,06
Kalor yang hilang (Q) = 2.484,82 kalori

       G.    Kesimpulan

Dalam percobaan tersebut dapat dibuktikan bahwa air yang bersuhu tinggi dicampur dengan air yang bersuhu rendah, maka  air yang bersuhu rendah akan menyerap kalor dan air yang bersuhu tinggi akan melepas kalor.


       H.    Amplikasi Medis

1.      pemeliharaan suhu tubuh pada pasien yang mengalami suhu dibawah normal, untuk melindungi tubuh pasien kita perlu memakaikan pakaian dan selimut yang dapat menghangatkan tubuhnya. Pakaian dan selimut berperan sebagai insulator, bukan menjaga agar dingin tidak masuk, tetapi menjaga agar panas tetap berada pada tubuh. 
2.      Menangani pasien dengan cara kompres, kompres adalah kain yang dari bahan yang dapat menyerap air dengan baik. Kemudian kain kompres di celupkan kedalam air dingin, air hangat, atau cairan antiseptik.



Daftar Pustaka



Buku panduan Praktikum, menentukan kalor yang hilang. 2016

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perubahan fisik selama masa kehamilan

MAKALAH ETIKOLEGAL

RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP)