Pervaginam postpartum
Pervaginam postpartum
A. Perdarahan pervagina
Pada kehamilan lanjut perdarahan yang
tidak normal adalah merah,banyak,dan kadang-kadang tapi tidak selalu ,di sertai
dengan rasa nyeri .
Jika bidan menemukan ibu hamil dengan
keluhan perdarahan pervgainam maka :
Tanyakan pada ibu karakteristik
perdarahannya ,kapan mulai ,seberapa banyak ,apa warnanya ,adakah gumpalan
,dll.
Tanyakan pada ibu apakah ia merasakan
nyeri /sakit ketika mengalami pendarahan tersebut.
Selanjutnya dapat di lakukan
pemeriksaan untuk memngetahui penyebab dari perdarahan terebut .
Perdarahan pervaginam pada kehamilan
lanjut di sebut juga dengan perdarhan antepartum /haemorrhage antepartum
(HAP)yaitu perdarahan dari jalan lahir setelah kehamilan 22minggu dan adapun
frekuensi HAP adalah 3%dari semua persalinan .
JENIS –JENIS PERDARAHAN ANTEPARTUM
PLASENTA PREVIA
Adalah plasenta yang berimplantasi
rendah sehingga menutupi sebagian / seluruh ostium uteri internum. (implantasi
plasenta yang normal adalah pada dinding depan ,dinding belakang rahim atau di
daerah fundus uteri ).
Ø Gejala-gejala
1. Gejala yang penting adalah perdarahan
tanpa nyeri ,bisa terjadi tiba-tiba dan kapan saja
2. Bagian terendah anak sangat tinggi
karena plasenta terletak pada bagian bawah rahim sehingga bagian terendah tidak
dapat mendekati pintu atas panggul
3. Pada plasenta previa ,ukuran panjang
rahim berkurang maka pada plasenta previa lebih sering disertai kelainan letak.
Ø Deteksi dini
1. Pengumpulan data
a. Tanyakan pada ibu tentang karakteristik
perdarahannya ,kapan mulai ,seberapa banyak ,apa warnanya ,adakah gumpalan ,dll
b. Anemnesis perdahan tanpa keluhan
,perdarahan berulang
2. Pemeriksaan fisik
a. Periksa TD, suhu , nadi, dan DJJ
b. Jangan melakukan pemeriksaan dalam dan
pemasangan tampon ,karena hanya akan menimbulka perdarahan yang berbahaya dan
menambah kemungkinan infeksi.
c. Lakukan pemeriksaan luar (eksternal),
rasakan apakah perut bagian bawah lembut pada perabaan
d. Pemeriksaan inspekulo di lakukan
secara hati-hati ,dapat menentukan sumber perdarahan berasal dari kanalis
servikalis atau sumber lain seperti varices yang pecah
e. Inspeksi
1. Adanya perdarahan pervaginam dengan
jumlah banyak atau sedikit dan berwarna merah segar
2. Jika perdarahan banyak ,ibu akan
tampak pucat
f. Palpasi abdomen
1. Janin sering dalam keadaan belum cukup bulan
,sehingga TFU masih rendah
2. Sering di jumpai kesalahan letak janin
(sungsang ,lintang )
3. Bagian terbawah janin belum turun
,jika presentasi kepala ,biasanya masih dapat di goyangakan .
g. Pemeriksaan USG
1. Diagnosis plasenta previa dapat di
tegakkan dengan pemeriksaan ultrasonografi(USG).penggunaan USG transabdominal
memiliki ketepatan diagnosisnya mencapai 95-98%.
2. Pemeriksaan USG dapat menentukan
implantasi plasenta dan jarak tepi plasenta terhadao ostium
h. Pemeriksaan dalam
Pemeriksaan ini merupakan teknik yang
paling jelas dalam menegakkan diagnosis plasenta previa ,namun bahayanya juga
palling besar. Bahay pemeriksaan dalam pada plasenta previa antara lain ,yaitu
dapat menyebabkan perdarahan yang hebat ,dapat menimbulkan infeksi ,fdan
merangsang his (kontraksi rahim)yang akan memicu terjadinya partus premtur
Tehnik dan persiapan pemeriksaan dalam
adalah sbb:
1. Pasang infus dan siapkan donor darah
2. Pemeriksaan di lakukan di kamar bedah
dengan fasilitas yang lengkap,jika memungkinkan .
3. Pemeriksan di lakukan dengan hati-hati
dan lembut
4. Jangan langsung masuk dalam kanalis
servikalis ,tetapi raba dulu bantalan antara jari dan kepala janin pada forniks
anterior dan posterior
5. Bila ada bekuan darah di dalam vagina
,keluarkan secara pelan-pelan dan sedikit deemi sedikit .
Kegunaan pemeriksaan dalam pada
perdarahan antepartum adalah untuk menegakkan diagnosis mengenai penyebab
perdarahan (apakah dikarenakan oleh plasenta previa atau atau oleh sebab lain
)serta menentukan jenis klasifikasi plasenta previa agar dapat di ambil secara
tepat .
Indikasi pemeriksaan dalam pada
perdarahan antepartum adalah sbb:
1. Perdarahan yang banyak (lebih dari
500cc)
2. Perdarahan yang berulang –ulang
3. Perdarahan sekali ,banyak dan Hb
kurang dari 8gram %,kecuali jika terdapat persediaan darah dan keadaan sosial
ekonomi pasien baik.
4. Ibu sudah mulai mengalami his dan
janin telah memungkinkan untuk hidup di luar uterus .
Ø Klasifikasi
Belum ada kata sepakat di kalangan para
ahli mengenai klasifikasi plasenta previa ,di karenakan keadaan yang yang
berubah-ubah seiring dengan bertambahnya usia kehamilan (besarnya uterus).
Misalnya pada bulan ketujuh masuk dalam klasifikasi plasenta previa totalis
,namun pada akhir kehamilan berubah menjadi plasenta previa lateralis. Ada
beberapa ahli yang menganjurkan untuk menemenegakkan diagnosis yang sesuai
dengan keadaan saat di periksa (momnent opname)
Menurt de snoo ,diagnosis plasenta previa
di tegakkan berdasarkan pada pembukaan 4-5cm ,dan jika dikombinasikan dari
pendapat beberapa ahli kebidanan di amerika ,maka di tetapkan tiga klasifikasi
plasenta previa yaitu sbb:
Plasenta previa totalis
(sentralis):seluruh ostium di tutupi plasenta .
Plasenta previa parsialis
(lateralis):sebagian ostium di tutupi plasenta
Plasenta letak rendah (marginalis):tepi
plasenta berada3-4cm di atas pinggir pembukaan ,pada pemeriksaan dalam tidak
teraba
2.SOLUTIO PLASENTA
Adalah lepasnya plasenta sebelum
waktunya .secara normal plasenta terlepas setelah anak lahir. Dan biasanya di
hitung usia kehamilan lebih darin 28 minggu
a) Tanda dan gejala
a. Darah dari temapat pelepasan keluar dari
serviks dan terjadilah perdarahan keluar tau perdarhan tampak
b. Kadang-kadang darah tidak keluar
,terkumpul di belakng plasenta .(perdarahan tersembunyi /perdarahan kedalam )
c. Solutio plasenta dengan perdarahan
tersembunyi menimbulkan tanda yang lebih has (rahim keras seperti papan) karena
seluruh perdarahan tertahan di dalam. Umumnya berbahaya karena jumlah
perdarahan yang keluar tidak sesuai dengan beratnya syok.
d. Perdarahan di sertai nyeri,juga di
luar his .karena isi rahim
e. Nyeri abdomen pada saat di pegang
f. Palpasi sulit di lakuakan
g. Fundus uteri makin lama makin naik
h. Buny jantung biasnya tidak ada
b) Klasifikasi
Solusio plasenta menurut derajat
lepasnya plasenta dibagi menjadi:
· Solusio plasenta lateralis /parsialis
Bila hanya sebagian dari plasenta yang
terlepas dari tempat perlekatannya
· Solusio plasenta totalis
Bila seluruh bagian plasenta sudah
terlepas dari perlekatannya
· Prolapsus plasenta
Kadang-kadang plasenta ini turun ke
bawah dan dapat teraba pada pemeriksaan dalam .
c. Diagnosis dan gambaran klinis
· Anemnesis
a. Perasaan sakit tiba-tiba di perut ,terkadang
pasien dapat melokalisasi tempat sakit yang tepat dengan tempat terlepasnya
plasenta
b. Perdarahn pervagina yang sifatnya bisa
hebat (jika solusi plasenta parsialis)atau perdarahan yang tidak banyak
(solusio plasenta totalis)
c. Pergerakan janin yang hebat kemudian
melemah sampai dengan tidak bergerak lagi
d. Kepala terasa pusing ,lemas,mual,muntah,pandangan
mata berkunang-kunang ,ibu kelihatan anemis tetapi tidak sesuai dengan
banyaknya darh yang keluar
e. Kadang-kadangibu dapat menceritakan
trauma dan faktor kausal yang lain
· Inspeksi
1. Pasien gelisah dan sering merintih
sampai dengan mengerang karena kesakitan .
2. Pucat,sianosis,dan keringat dingin
3. Kelihatan darah keluar pevagina
· Palpasi
1. Fundus uteri tambah naik karen
terbentuknya hematoma retroplasenter
2. Uterus teraba tegang dan keras seperti
papan
3. Nyeri tekan terutama di tempat
lepasnya plasenta
4. Bagian-bagian janin susah di kenali
karena uterus tegang seperti papan
· Auskultasi
Sulit karena uterus tegang ,bila
terdengar biasnya frekuensi di atas 140nkali permenit
· Pemeriksaan dalam
a. Serviks kadang telah membuka atau
sebaliknya masih menutup
b. Jika sudah membuka ,maka ketuban dapat
teraba menonjol dan tegang baik sewaktu ada his ,maupun tidak ada his
c. Jika ketuban sudah pecah,dan plasenta
sudah terlepas seluruhnya plasenta ini akan turun ke bawah dan akan teraba
pemeriksaan yang di sebut sebagai prolapsusu funikuli,keadaan ini kadang rancu
dengan plasenta previa
· Pemeriksaan umum
a. Tekana darah semula tinggi karena
biasanya pasien dengan solusio plasenta mempunyai tekanan darah yang
tinggi,tetapi kemudian turun sampai akhirnya jatuh syok
b. Pada pemeriksaan darah di dapati kadar
Hb yang menurun.
· Pemeriksaan plasenta
Dilakukan sesudah bayi lahir .plasenta
tampak tipis dan cekung di bagian yang terlepas dan terdapat koagulum atau
bekuan darah di belakang plasenta yang di sebut hematoma retroplasenter.
3. GANGGUAN PEMBEKUAN DARAH
Koagolupati dapat menjadi penyebab dan
akibat peradarahan dah akibat darah yang perdarahan yang hebat.
Catatan :pada banyak kasus kehilangan
darah yang akut ,perkembangan dapat di cegah jika volumedarah di pulihkan
segsera dengan pemberian cairan infu (NaCL atau RL)deteksi dini
- Pengumpulan data
Gambaran klinisnya bervariasi mulai dari
peradarahan hebat atau
tanpa komplikasi trombosis ,sampai keadaan klinis stabil yang hanya terdeteksi
oleh pemeriksaan laboratorium.
Gangguan pembekuan darah (yang juga
disebut trombofilia atau hiperkoagulasi) adalah penyakit yang melibatkan
pembekuan darah secara berlebihan – bahkan pada daerah di mana seharusnya
pembekuan tidak boleh terjadi; seperti pada pembuluh darah – sehingga
mengakibatkan kondisi yang membahayakan jiwa.
Pembekuan darah adalah cara alami tubuh
untuk mencegah kehilangan darah secara berlebihan.
Penyebab Gangguan Pembekuan Darah
· Faktor
V Leiden – Faktor V adalah salah satu faktor protein yang bertanggung jawab untuk
pembekuan. Bagi orang yang memiliki kelainan genetika ini, tubuh mereka tidak
dapat “mematikan” protein faktor V sehingga menyebabkan pembekuan darah yang
berlebihan. Tingkat keparahan gangguan pembekuan darah tergantung pada
banyaknya gen yang terpengaruh. Jika seorang anak hanya memiliki satu gen yang
terpengaruh, resiko pembekuan darah adalah sekitar 8 kali lebih besar daripada
orang lain. Akan tetapi, resikonya meningkat hingga 80 kali jika seseorang
memiliki 2 gen yang terpengaruh. Pasien yang didiagnosa mengalami penyakit ini
juga rentan terkena trombosis vena dalam atau DVT, di mana gumpalan darah
terbentuk di dalam vena, terutama di daerah kaki. Gumpalan darah juga dapat
dilihat pada organ utama seperti ginjal, hati, dan otak.
· Kekurangan
Protein S dan C – Protein tersebut dibutuhkan untuk mencegah
pembentukan gumpalan darah pada alirah darah, atau saat sel darah berjalan
melalui pembuluh darah. Akan tetapi, mutasi (perubahan) genetik mungkin akan
mencegah protein tersebut diproduksi dengan cukup, sehingga meningkatkan resiko
pembekuan darah secara berlebihan hingga 20 kali. Walaupun penyakit ini dapat
terbentuk sejak kecil, namun biasanya pembekuan darah akan terlihat saat masa
dewasa.
· Tingginya
Kadar Homosistein – Homosistein adalah asam amino yang dihasilkan tubuh
dengan menggunakan metionin (yang diperoleh dari ikan, susu, dan daging).
Metionin diubah menjadi homosistein saat memasuki aliran darah. Dengan bantuan
vitamin B6, homosistein diubah menjadi sistein, yaitu asam amino yang
bertanggung jawab untuk menjaga bentuk atau susunan protein yang ada pada sel
tubuh.
Akan tetapi, untuk beberapa alasan (yang
juga dapat disebabkan oleh genetik) tubuh gagal mengubah homosistein menjadi
sistein atau kembali menjadi metionin. Pada akhirnya, terdapat kenaikan kadar
homosistein, juga disebut hiperhomosisteinemia, yang kemudian meningkatkan
resiko pembekuan darah, sekaligus stroke dan
serangan jantung.
Resiko terbentuknya gangguan pembekuan
darah dapat meningkat oleh faktor-faktor berikut:
· Obesitas – Hingga saat ini, ahli kesehatan masih
tidak mengetahui bagaimana obesitas meningkatkan resiko pembekuan darah. Tetapi
mereka yakin bahwa gaya hidup yang banyak duduk, kurang bergerak, perubahan
pada kimia darah, dan sebagainya, dapat membentuk suatu hubungan yang
menyebabkan pembekuan darah.
· Pil
Keluarga Berencana (KB) – Pil KB meningkatkan kadar estrogen pada tubuh.
Tetapi, pil KB juga meningkatkan produksi faktor koagulasi yang menyebabkan
peningkatan resiko pembekuan darah.
· Aterosklerosis – Kondisi di mana arteri mengeras karena
timbunan plak. Timbunan plak (kolesterol) memiliki tutup yang pada akhirnya
akan pecah. Ketika itu terjadi, tubuh akanmengirim trombosit dan faktor
koagulasi ke daerah tersebut untuk memperbaiki robekan. Kemudian, hal itu akan
menyebabkan pembentukan gumpalan darah yang dapat semakin mempersempit jalan
aliran darah.
Gejala Utama Gangguan Pembekuan Darah
·
Adanya
trombosis vena dalam
·
Hipertensi
selama kehamilan
·
Terasa
hangat pada kulit tepat di atas gumpalan darah
·
Kulit
memerah
·
Sesak
napas
·
Terasa
pening
·
Batuk
·
Nyeri
pada punggung bagian atas atau dada
·
Tidak
sadarkan diri
·
Kaki
bengkak
·
Terkena
stroke di usia muda
Siapa yang Harus Ditemui dan Pengobatan yang Tersedia
Ada berbagai dokter yang dapat
mendiagnosa, mengobati, dan mengatasi gangguan pembekuan darah. Untuk situasi
yang lebih kompleks atau apabila penyebabnya adalah genetik, dokter umum akan
merujuk pasien pada hematolog, yaitu dokter dengan spesialisasi darah. Bagi
mereka yang mengalami pembekuan darah di dalam sistem peredaran darah, seorang kardiologakan dapat membantu. Tetapi bila ditemukan
pada ginjal, seorang nefrolog yang akan dibutuhkan.
Diagnosis untuk trombofilia membutuhkan
berbagai pengujian seperti:
·
Pemeriksaan
genetik
·
Pemeriksaan
darah
·
Pengujian
fisik
·
MRI
scan
·
Venografi
·
Ultrasound
(USG)
·
CT
scan
Bila keadaannya dianggap ringan,
terutama apabila gumpalan darah masih belum terbentuk, kemungkinan pasien tidak
membutuhkan pengobatan apapun. Namun, penting untuk selalu memantau
perkembangan penyakitnya. Tujuan pertama adalah memastikan bahwa pembekuan
darah tidak akan berlebihan dan tidak akan menyebabkan bahaya untuk organ
tubuh.
Ruptura uteri atau robekan rahim
merupakan peristiwa yang amat membahayakan baik untuuk ibu maupun untuk
janin.Ruptura uteri dapat terjadi secara komplet dimana robekan terjadi pada
semua lapisan miometrium termasuk peritoneum dan dalam hal ini umumnya janin
sudah berada dalam cavum abdomen dalam keadaan mati : ruptura inkomplet ,
robekan rahim secara parsial dan peritoneum masih utuh.Angka kejadian sekitar
0.5%.
Faktor
resiko :
1.
Pasca sectio caesar ( terutama classical caesarean section )
2.
Pasca miomektomi ( terutama miomektomi intramural yang sampai mengenai seluruh
lapisan miometrium )
3.
Disfungsi persalinan ( partus lama, distosia )
4.
Induksi atau akselerasi persalinan dengan oksitosin drip atau prostaglandin
5.
Makrosomia
6.
Grande multipara
DIAGNOSIS
dan PENATALAKSANAAN
Gejala dan
tanda ruptura uteri sangat ber variasi. Secara klasik, ruptura uteri ditandai
dengan nyeri abdomen akut dan perdarahan pervaginam berwarna
merah segar serta keadaan janin yang memburuk.
Gejala
ruptura uteri ‘iminen’ :
1.
Lingkaran retraksi patologis Bandl
2.
Hiperventilasi
3.
Gelisah – cemas
4.
Takikardia
Keluar cairan pervaginam
a. Batasan
1. keluarnya cairan berupa air – air
dari vagina pada trimester 3
2. ketuban di nyatakan pecah dini
jikaterjadi sebelum proses
persalinan berlangsung
3. pecahnya selaput ketuban dapat terjadi pada
kehamilan preterm (sebelum kehamilan 37 minggu ) maupun pada kehamilan aterm
4. Normalnya selaput ketuban pecah pada akhir kala 1
atau awal kala
5. Persalinan. Bisa juga belum pecah saat mengedan
b. Deteksi Dini
Strategi pada
perawatan antenatal
1. Deteksi faktor resiko
2. Deteksi infeksi secara dini
3. USG : biometri
Trimester 1 :
deteksi faktor resiko, aktifitas seksual, pH vagina, USG, darah rutin dan urine
Trimester 2
dan 3 : hati hati pada keluhan nyeri abdomen, punggung, keram di daerah pelvis,
perdarahan pervaginam, diare,dan rasa mennekan di pelvis.
a. Pengumpulan data
Konfirmasi
usia kehamilan,kalau ada dengan USG
Tanda Robeknya Amnion
• Cairan keluar secara berlebih atau sedikit tetapi terus-menerus melalui vagina.
• Biasanya berbau agak anyir, warnanya jernih, dan tidak kental.
• Gerakan janin menyebabkan perut ibu terasa nyeri.
• Cairan keluar secara berlebih atau sedikit tetapi terus-menerus melalui vagina.
• Biasanya berbau agak anyir, warnanya jernih, dan tidak kental.
• Gerakan janin menyebabkan perut ibu terasa nyeri.
Dampak
• Mengganggu kehidupan janin,
• Kondisi gawat janin.
• Janin berkemungkinan memiliki cacat bawaan pada saluran kemih,
• Pertumbuhannya terhambat,
• Meninggal sebelum dilahirkan.
• Bayi berisiko tak segera bernapas secara spontan dan teratur setelah lahir.
• Terjadinya infeksi oleh kuman yang berasal dari bawah.
• Pada kehamilan lewat bulan : terjadi karena ukuran tubuh janin semakin besar.
• Menjaga kebersihan vagina
• Menjalani pola hidup sehat, terutama makan dengan asupan gizi berimbang.
Kelebihan Amnion
Terjadi karena ;
• Produksi air seni janin berlebihan.
• Ada kelainan pada janin yang menyebabkan cairan ketuban menumpuk, yaitu hidrosefalus, atresia saluran cerna, kelainan ginjal dan saluran kencing kongenital.
• Ada sumbatan/penyempitan saluran cerna pada janin
• Mengganggu kehidupan janin,
• Kondisi gawat janin.
• Janin berkemungkinan memiliki cacat bawaan pada saluran kemih,
• Pertumbuhannya terhambat,
• Meninggal sebelum dilahirkan.
• Bayi berisiko tak segera bernapas secara spontan dan teratur setelah lahir.
• Terjadinya infeksi oleh kuman yang berasal dari bawah.
• Pada kehamilan lewat bulan : terjadi karena ukuran tubuh janin semakin besar.
• Menjaga kebersihan vagina
• Menjalani pola hidup sehat, terutama makan dengan asupan gizi berimbang.
Kelebihan Amnion
Terjadi karena ;
• Produksi air seni janin berlebihan.
• Ada kelainan pada janin yang menyebabkan cairan ketuban menumpuk, yaitu hidrosefalus, atresia saluran cerna, kelainan ginjal dan saluran kencing kongenital.
• Ada sumbatan/penyempitan saluran cerna pada janin
b.
Pemeriksaaan
· Dengan pemeriksaan inspekulo untuk
menilai cairan yang keluar ( jumlah, warna , dan bau) dan membedakan nya dengan
urine .
· Nilai apakah cairan keluar melalui
ostuium uteri atau terkumpul di forniks posterior
· Tentukan ada tidaknya infeksi
· Tentukan tanda tanda inpartu
Pemeriksaan
untuk memastikan keluarnya air ketuban dengan berbagai cara, yaitu:
1. Dengan lakmus
2. Makroskopis: bau amis, adanya lanugo, rambut, dan verniks kaseosa
1. Dengan lakmus
2. Makroskopis: bau amis, adanya lanugo, rambut, dan verniks kaseosa
bercampur
mekonaeum
3. Mikroskopis: lanugo dan rambut
4. Laboratorium: kadar urea (ureum) rendah dibanding dengan air kemih.
3. Mikroskopis: lanugo dan rambut
4. Laboratorium: kadar urea (ureum) rendah dibanding dengan air kemih.
c. Konfirmasi
diagnosis
· Bau cairan yang khas
· Jika keluarnya cairan sedikit-sedikit,
tampung cairan yang keluar dan nilai satu jam kemudian
Komentar
Posting Komentar