POST MENOPAUSE
POST MENOPAUSE
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setelah lahir
kehidupan wanita dapat dibagi dalam beberapa masa yaitu bayi, masa kanak-kanak,
masa pubertas, masa reproduksi, masa klimakterium dan masa senium.
Masing-masing masa itu mempunyai kekhususan, karena itu gangguan pada setiap
masa tersebut juga dapat dikatakan khas karena merupakan penyimpangan dari faal
yang khas pula dari masa yang bersangkutan.
Siklus kehidupan
seorang wanita normal akan melewati masa klimakterium yaitu masa peralihan dari
fase reproduksi menuju fase tua (senium) yang terjadi akibat menurunnya fungsi
generatif ataupun endokronologi dari ovarium.
Dalam perjalanan hidupnya
seoarng wanita yang mencapai umur sekitar 45 tahun, mengalami penuaan indung
telur, sehingga tidak sanggup memenuhi hormon estrogen. Sistem hormonal seluruh
tubuh mengalami kemunduran dalam mengeluarkan hormonnya. Kemunduran pada
kelenjar tiroid dengan hormon tiroksin untuk metabolisme umum dan kemunduran
kelenjar paratiroid yang mengatur metabolisme kalsium. Terdapat peningkatan
hormon FSH dan LH. Perubahan pengeluaran hormon menyebabkan berbagai perubahan
pada fisik dan psikis.
Menopause merupakan
berhentinya secara fisiologis siklus menstruasi yang berkaitan dengan tingkat
lanjut usia perempuan. Seorang wanita yang mengalami menopause alamiah sama
sekali tidak dapat mengetahui apakah saat menstruasi tertentu benar-benar
merupakan menstruasinya yang terakhir sampai satu tahun berlalu. Menopause
kadang-kadang disebut perubahan kehidupan.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana tahapan-tahapan mencapai masa
Post Menopause
C. Tujuan
1. Mengetahui apa itu
masa post menopause.
2. Mengetahui tahapan
wanita mencapai masa post menopause.
3. Mengetahui
karakteristik reproduksi wanita post menopause.
4. Mengetahui cara
pencegahan untuk mengurangi pendarahan pada masa post menopause.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Post
Menopause
Post menopause
adalah perdarahan yang terjadi setelah menopause, dalam waktu 3 sampai 5 tahun
setelah mentruasi terakhir. Oleh karena itu masa Post Menopause berbeda-beda
pada masing-masing individu.
Ada dua tahap
terhadap terjadinya menopause. Perimenopause, biasanya dimulai beberapa tahun
sebelum menopause, ketika ovarium memproduksi estrogen secara bertahap mulai
mengurang. Perimenopause berlangsung sampai menopause, yaitu titik ketika
ovarium berhenti melepaskan telur. Dalam satu sampai dua tahun saat
perimenopause, penurunan estrogen akan semakin cepat.
Menopause adalah
titik ketika sudah setahun seorang wanita tidak memiliki periode menstruasi.
Pada tahap ini, ovarium telah berhenti melepaskan telur dan berhenti
menghasilkan sebagian besar estrogen mereka.
Postmenopause,
ini adalah tahun-tahun setelah menopause. Selama tahap ini, terdapat risiko kesehatan yang berkaitan
dengan hilangnya estrogen seiring dengan meningkatnya usia perempuan.
B. Gejala
dan Penyebab Post Menopause
Gejala
Post Menopause, Ovarium Post menopause berukuran kecil dan tidak berisi
folikel. Penampakan ovarium pasca menopause bersamaan dengan observasi terhadap
tindakan ooforektomi yang berhubungan dengan gejala-gejala menopause,
membuktikan teori yang sesungguhnya bahwa deplesi folikel bertanggung jawab
atas terjadinya menopause.
Perdarahan
postmenopause dapat berasal dari berbagai bagian dari sistem reproduksi. Pendarahan dari sistem
reproduksi, ini dapat terjadi oleh beberapa sebab :
1. Kanker endometrium
2. Endometrium polip
3. Kanker serviks
4. Lesi serviks
5. Tumor rahim
6. Kanker ovarium, dll
Pendarahan dari vagina dapat terjadi
karena ketika berhenti sekresi estrogen, vagina mengering dan dapat mengurangi
(atrofi). Ini adalah penyebab paling umum dari perdarahan dari saluran
reproduksi yang lebih rendah.
Banyak wanita
mengalami perdarahan postmenopause. Namun, perdarahan postmenopause tidak
normal. Karena bisa jadi merupakan gejala kondisi medis serius. Sekitar 5-10%
dari perdarahan postmenopause disebabkan kanker endometrium atau prekursor-nya.
hyperplasia uterus, pertumbuhan abnormal sel-sel rahim, dapat menjadi pelopor
untuk kanker.
USG probe vagina
semakin banyak digunakan lebih dari biopsi endometrium untuk menilai wanita
dengan perdarahan postmenopause. USG vagina mengukur ketebalan endometrium.
Ketika garis endometrium kurang dari 0,2 di (5 mm) tebal, kemungkinan kanker
kurang dari 1%.
C. Pencegahan
perdarahan postmenopause
bukan merupakan gangguan yang dapat dicegah. Namun, mempertahankan berat
badan yang sehat akan mengurangi kemungkinan itu terjadi. Perawatan untuk pendarahan
pasca-menopause akan dibuat berdasarkan penyebabnya.
Endometrium
yang menipis dapat diobati dengan obat-obatan yang memperbanyak hormon estrogen
dalam tubuh. Obat dapat berbentuk gel atau krim oles (digunakan pada vagina
pasien), tablet, pil, atau patch (semacam koyo khusus).
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Post menopause adalah
perdarahan yang terjadi setelah menopause, dalam waktu 3 sampai 5 tahun setelah
mentruasi terakhir.
2. Postmenopause,
adalah tahun-tahun setelah menopause.
3. Ovarium
disaat Post menopause berukuran kecil dan tidak berisi folikel.
4. Pendarahan dari vagina
dapat terjadi karena ketika berhenti sekresi estrogen, vagina mengering dan
dapat mengurangi (atrofi).
B. SARAN
mempertahankan berat badan yang sehat akan mengurangi kemungkinan pendarahan
Post
Menopause. diobati dengan obat-obatan yang
memperbanyak hormon estrogen dalam tubuh.
DAFTAR PUSTAKA
Komentar
Posting Komentar